Kamis, 31 Maret 2016

Bongkar kebiasaan lama Part 1



What's up? Akbar is in the kos yooo.. 

Tak terasa,kini sudah 2016 tahun bumi ini dihitung tiap satu kali masa revolusinya terhadap matahari, tepuk tangan buat bumi. Dan Alhamdulillah gua udah diterima di salah satu perguruan tinggi yang diidam"kan banyak orang yaitu.....gua sebut inisialnya aja ya biar gak sombong yaitu ITB,iya ITB coy gua aja masih gak nyangka dan masih garuk-garuk kepala keheranan akibat belum keramas. Oke lupakan paragraf ini gak dibaca juga gapapa guamah selaw.
 
Oke,setelah 1 tahun lebih sibuk mengurus kegiatan akademik,gua balik lagi *padahal gak ada yang nungguin*. Sekarang gua mau bahas masalah yang lebih berbobot melebihi bobot badan gua,gua mau bahas tentang kebiasaan orang indonesia buat ribut dan berdebat. Mengapa orang indonesia suka ribut? Ada yang tau? Mungkin karena dulu kemerdekaannya aja didapat akibat debat antara kaum muda dan kaum tua tentang tanggal kemerdekaan. Tapi itu masalah penting dan perlu didebatkan. Tapi kini apa” diributin dari mengucapkan selamat hari raya, masalah online dan konvensional, masalah klub bola,trus siapa yang lebih baik dari messi dan ronaldo, trus masalah euthanasia,eh sorry yg terakhir itu tugas b.inggris gua,trus yang paling parah itu masalah politik mulai dari capres cagub cawakot cacamat calur caRW caRT casuami caanak dan lain sebagainya. Dan mungkin suatu saat nanti orang indonesia akan berdebat tentang lebih bagus nafas pake lobang idung kiri apa lobang idung kanan.

Nah, yang jadi masalah disini adalah cara meributkan hal-hal diatas tadi, gak harus kan dengan kekerasan kan bisa dengan kelembutan seperti sabun molto. Gak harus ngotot yang penting ngotak #asik. Lagian, apa salahnya beda pendapat? Apa salahnya beda pikiran? masa iya kita cuman mau temenan cuman sama orang yang satu pemikiran kan gak seru, itukan kaya main bola tapi setim doang yang main ya kalo golin gak ada seneng”nya. Yang paling penting dari debat atau kata bahasa ppkn sih musyawarah itu harusnya membangun bukan menghancurkan, harusnya menciptakan masyarakat yang madani bukan masyarakat senggol dikit tawuran. 

Intinya gua gak heran kenapa dulu indonesia gampang banget dijajah,memang banyak orang bijak di indonesia ini tapi tetep aja gak sebanding dengan orang-orang yang kampret yang doyan duit,ribut dan bermalas-malasan. Dan justru orang-orang kampret ini yang punya jabatan,Sedangkan orang-orang bijak hanya bisa tersenyum getir melihat keadaan negri ini.Selain itu,jomblo-jomblo kurang kerjaan dengan wajah dibawah KKM sedang membaca kalimat-kalimat ini.Ironis memang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar